Catatan inspiratif

 Bangkit dari Kegagalan, Harus!


Setiap orang dimanapun saja, di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan. Jatuh bangun akan terjadi karena kehidupan tidak akan berjalan mulus, semulus jalan tol yang pernah kita lewati. Suka duka kehidupan, menjadi bagian kisah yang akan mewarnai cerita sehingga menjadikan hidup ini lebih bermakna. 


Kegagalan juga pernah saya rasakan. Menjadi tidak yang terbaik untuk orang orang tercinta pernah saya lakukan. Namun, semua itu tidak membuat saya harus tersungkur dan jatuh. 


Perasaan bersalah, tidak berguna menghantui. Harapan orang tua agar salah satu anaknya menjadi bagian dari pegawai pemerintahan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak mampu saya wujudkan. 


Dulu setelah lulus kuliah, berbagai kesempatan untuk mengikuti seleksi calon PNS sudah saya ikuti. Bukan sekali saja. Namun memang keberuntungan belum berpihak kepada saya. Beruntung keluarga mendukung setiap langkah yang saya lakukan. Walau terlihat jelas kekecewaan membayang di wajah kedua orang tua.


Berhenti berharap menjadi PNS dengan menyibukkan diri mengajar di salah satu  sekolah swasta, saya lakukan. Karena bagaimanapun, untuk mengikuti seleksi ada batas usia. Berusaha ikhlas menerima drama kehidupan yang saya jalani. Keyakinan dalam diri, bahwa akan ada masanya untuk meraih kebahagiaan dengan jalan yang lain, walau tidak berkarya di kantor pemerintahan.


Bersyukur kini, sudah mengantongi sertifikat pendidik. Sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi kami yang mengabdikan diri, berbagi ilmu dengan anak-anak di sekolah swasta.


Sahabat, apapun yang sudah kita lakukan di kehidupan ini merupakan takdir yang harus kita jalani. Sebagian takdir ada yang dapat kita ubah dan ada yang mutlak kekuasaan Allah. Kita wajib berikhtiar, tetapi hasil adalah hak prerogatif Allah. Selalu berusaha menggapai mimpi kita, tetapi tetap menyandarkan diri kepada Sang Pemilik Keputusan. 


"Boleh jadi kamu benci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Quran Surat Al Baqarah: 216)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Genre Gore

Indari Mastuti: Menulis, Mulailah dari Sekarang! Part 2

Indari Mastuti: Penulis Harus Berkarakter