Kisah Inspiratif

 Sederhana Itu Indah


Lahir dari sebuah keluarga yang sederhana  membuat saya terbiasa dengan hal hal yang sederhana. Masih teringat ketika dulu masa masa sekolah perlengkapan yang kita punya selama masih layak pakai, maka akan terus dipakai tanpa mempunyai perlengkapan cadangan. Kami 4 bersaudara terbiasa dengan kesederhanaan dan saling berbagi sehingga sampai sekarang walau masing masing sudah berumah tangga kami tetap saling menyayangi dan bahu membahu satu sama lain apabila salah satu ada yang mengalami kesulitan.


Penekanan akan pentingnya pendidikan mengabaikan keinginan kami untuk memiliki sesuatu yang lebih seperti apa yang dipunyai teman teman yang lain. 

Uang saku yang diberi cukup untuk transport. Sarapan sudah dari rumah sehingga bisa meminimalisir untuk jajan. Alhamdulillah 2 dari kami bisa lulus dari perguruan tinggi.


Kesederhanaan yang tertanam sejak dini memberikan hikmah tersendiri. Di saat ini gaya hidup serba glamour dan gemerlap saya terus belajar dalam kesederhanaan, belajar qonaah. Cukup menurut ukuran saya sendiri. Berusaha mensyukuri dan bahagia dengan segala yang ada. Menikmati kehidupan dengan keluarga tercinta. Keberadaan keluarga ayah, ibu, suami dan dua buah hati kami menjadi anugrah terindah dalam hidup ini.lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman serta teman teman yang saling mensuport menjadi pelabuhan setelah rumah.


Kadang kadang terbersit juga keinginan memiliki ini dan itu seperti yang dipunyai teman yang lain. Tapi kembali saya harus mencoba meredam nafsu tersebut. Bagaimanapun juga kebutuhan setiap individu berbeda. Mungkin saat itu teman tersebut betul betul membutuhkan benda tersebut walaupun nominalnya terhitung wow menurutku.


Saya bahagia terbiasa dengan kesederhanaan ini. Karena tidak selamanya nikmat kekayaan yang berlebih akan menaungi kita. Sedikit mengenai sekolah tempat saya mengajar adalah sekolah menengah pertama berbasis keagamaan. Rutinitas ibadah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar. Sholat Dhuha dhuhur berjamaah, literasi baca alquran, adanya majlis taklim dan dzikir adalah kegiatan rutin di sekolah kami. Anak anak yang beragam latar belakangnya menjadi keunikan tersendiri. Dan saya bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar SMP swasta tempat saya berkarya dan mengabdi karena saya bisa berbagi ilmu dan terus mengamalkan apa yang saya bisa dengan mereka, tunas tunas bangsa yang akan menggantikan kita suatu saat nanti.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Genre Gore

Indari Mastuti: Menulis, Mulailah dari Sekarang! Part 2

Indari Mastuti: Penulis Harus Berkarakter